Sebuah peringatan bagi para pengguna Android yang sangat suka untuk menginstall banyak aplikasi Android diluar Play Store.
Play Store merupakan tempat resmi instal aplikasi yang dipilih oleh pihak pengembang OS Android. Untuk mendownload dan menginstall berbagai aplikasi Android.
Layanan Google Play Store terbentuk dari kerja sama antara pihak dari Google dengan pihak Android.
Layanan aplikasi Google Play Store ini pada awalnya bernama Android Market yang kemudian diubah menjadi nama seperti sekarang ini.
Layanan Google Play Store dapat diakses melaui website seperti biasa, dan juga bisa langsung dari Android.
Sebuah kemudahan dapat mengakses dan menginstall aplikasi langsung dari Android, tanpa melalui pihak ketika seperti PC atau Laptop.
Aplikasi yang terdapat pada layanan ini adalah ratusan ribu aplikasi, tentunya jumlah yang sudah sangat banyak, dan diantaranya banyak aplikasi yang gratis untuk kita manfaatkan.
Bahaya install aplikasi Android di luar Google Play Store
Aplikasi merupakan bagian yang sangat penting bagi perangkat Android. Sehingga hal "wajib" adalah memasang aplikasi pada perangkat.
Tetapi tidak bisa sembarangan dalam mengambil suatu aplikasi untuk diinstall di Android, selain memperhatikan kegunaan dan fiturnya, kita juga sangat perlu untuk mengetahui asal pembuat aplikasi tersebut, karena dikhawatirkan mengandung program yang berbahaya pada sistem Android.
Sebuah lubang keamanan sistem yang bocor telah ditemukan dan dilaporkan banyak pihak, yang dikhawatirkan menimbulkan hal buruk untuk sebagian besar pengguna perangkat OS Android.
Berdasarkan penelitian dari pihak keamanan bluebox Labs, terdapat bug yang sudah ada muncul sejak Android versi 1.6.
Pihak ketiga diberi keleluasaan untuk mengembangkan aplikasi dengan sangat bebas dan tanpa batasan, sehingga keadaan ini dimanfaatkan oleh pihak jahat atau hacker untuk menyusupkan berbagai program perusak seperti malware ke dalam perangkat, untuk menyerang sistem Android.
Sehingga hal ini tentunya sangat membahayakan bagi para pengguna Android. Anda dapat mencegah Android anda dimasuki oleh program jahat dengan cara menginstall aplikasi hanya di Google Play Store saja.
Karena tempat download tersebut yang resmi ditunjuk oleh pihak pengembang OS Android untuk mendapatkan berbagai aplikasi, baik yang gratis maupun berbayar. Aplikasi yang ada disana dilakukan seleksi ketat tentang keamanannya.
Adapun jika menginstall aplikasi Android selain melalui Google Play Store, sangat terbuka lebar ada hacker yang memasukkan program jahat seperti malware, trojan, dll yang menyamar sebagai sebuah aplikasi.
Anda harus memperhatikan dengan teliti tentang aplikasi yang ingin diinstall, kalau perlu minta rekomendasi teman Anda.
[UPDATE]
Ciri-ciri Aplikasi Android yang Berbahaya:
1. Izin Pemasangan Aplikasi Mencurigakan
Ketika mengambil apps dari luar Play Store, biasanya terdapat tanda mencurigakan saat melakukan izin pemasangan. Aplikasi tersebut meminta izin untuk membaca kontak, akses lokasi atau pun membuat koneksi internet.
Kondisi seperti ini, ada kemungkinan besar aplikasi tersebut berbahaya untuk Anda pasang di Android.
Hal itu karena bentuk izin pemasangan tadi bisa saja digunakan untuk mencuri data-data penting, untuk dikirim (upload) di internet ke dalam servernya.
Selain itu, aplikasi yang meminta izin untuk mengirinkan SMS yang berbayar pun patut dicurigai.
2. Jumlah Penginstallan, Ulasan aplikasi serta Reputasi Mencurigakan
Angka banyaknya penginstall pun dijadikan ciri aplikasi tersebut bahaya atau tidak. Jika anda melihat aplikasi yang sudah didownload oleh lebih dari 1 juta orang dan mendapat rating tinggi yaitu 4-5 bintang, itu tandanya aplikasi tersebut kemungkinannya aman dan terpercaya.
Selain itu, Anda harus melihat ulasan dari aplikasi tersebut. Baca sejenak ulasan komentar dari pengguna lain terlebih dahulu.
3. Deskripsi Aplikasi Tidak Jelas & Aneh
Deskripsi yang tidak jelas (tidak menjelaskan fitur-fitur aplikasi) patut menimbulkan kecurigaan, ada kemungkinan aplikasi tersebut dibuat oleh developer abal-abal yang belum mengerti marketing atau cara memasarkan produknya, sehingga hanya asal-asalan saja.
Apabila Anda menemui kondisi seperti demikian, maka anda perlu hati-hati dengan aplikasi tersebut, karena ada kemungkinan aplikasi tersebut dibuat dengan tujuan memasukan program berbahaya tertentu.
[UPDATE]
Jenis Aplikasi Berbahaya di Playstore yang Jangan Diinstal
1. Aplikasi Baterai
Aplikasi baterai memang bertebaran di Plays Store. Namun penggunannya justru membuat smartphone lemot.
Memang ada sebagian orang yang mengatakan bahwa aplikasi baterai dapat mengatasi permasalahan baterai smartphone.
Namun faktanya tidak demikian, sehingga jenis aplikasi ini masuk kategori berbahaya.
Yang menjadi masalah, pertama adalah aplikasi baterai tidak jujur, dimana aplikasi baterai biasanya akan menghapus file batterystats.bin untuk memanipulasi indikator baterai.
Hal lainnya, aplikasi ini biasanya didesain dengan tampilan menarik yang berjalan secara real-time, sehingga membebani kinerja smartphone.
2. Aplikasi Memori
Terdapat 2 jenis aplikasi memori yang berbahaya di Play Store. Yang pertama yaitu aplikasi yang menawarkan fungsi defragmenting memori.
Yang kedua adalah aplikasi yang menawarkan fungsi peningkatan kapasitas RAM. Hendaknya Anda menghindari penggunaan kedua jenis aplikasi tersebut.
Pemasangan aplikasi defragmenting memori tidak diperlukan untuk Android, hal itu karena di dalam Android sendiri telah mempunyai fungsi pengaturan penyimpanan data agar terstruktur.
Bahkan jika Anda melalukan defragmenting memori, yang terjadi malah dapat menurunkan performa dan umur storage.
Selain itu, aplikasi peningkatan RAM juga tidak diperlukan. Hal itu karena sistem Android telah dilengkapi fungsi ini secara default.
3. Antivirus Fake
Hati-hati terhadap antivirus fake yang bertebaran. Dahulu terdapat apps populer bernama “Virus Shield” yang menawakan fungsi perlindungan.
Namun akhirnya aplikasi tersebut dihapus oleh Google setelah Android Police mengetahui bahwa aplikasi tersebut fake (tidak berfungsi memberikan perlindungan).
Mungkin saja, sampai saat ini masih banyak antivirus fake seperti itu. Jika Anda tidak waspada, bukan tidak mungkin aplikasi tersebut dapat berdampak buruk pada Android Anda.
4. Aplikasi X-Ray Scanner
Cukup banyak pengguna Android yang tertipu dengan aplikasi X-Ray Scanner di Play Store. Sebenarnya sampai sekarang belum ada gadget yang bisa melakukan fungsi canggih tersebut.
Tapi karena rasa penasaran yang tinggi, membuat para developer nakal membuat aplikasi X-Ray Scanner yang jelas-jelas palsu.
Pengguna awam seringkali tertipu karena tertarik dengan berbagai macam penawaran fungsi aplikasi yang tidak wajar.
5. Aplikasi Pendeteksi Kebohongan
Aplikasi jenis ini tergolong ke dalam aplikasi tidak berguna, yang bahkan justru dapat membahayakan Android Anda.
Tidak ada aplikasi yang mampu mendeteksi kebohongan dengan algoritma penghitungan yang rumit, apalagi jika aplikasi tersebut gratis.
Banyak orang yang penasaran untuk mengetahui baaimana aplikasi tersebut bekerja. Bahayanya bahwa ada potensi besar aplikasi tersebut ditanami program jahat untuk mencuri data pengguna.
6. Aplikasi Internet
Banyak developer nakal yang membuat aplikasi tak berguna yang katanya berfungsi untuk meningkatkan kecepatan internet.
Dimana aplikasi buatannya diklaim bisa meningkatkan kekuatan sinyal. Faktanya bahwa aplikasi tersebut tidak akan memberikan manfaat apapun, justru akan memberatkan kinerja Android.
Apabila Anda terlalu banyak menginstal aplikasi “sampah” menyebabkan Android menjadi lemot, bahkan bisa membuat smartphone cepat panas.
[UPDATE]
Contoh Aplikasi Populer Android yang Hendaknya Jangan Digunakan
1. ES File Explorer
Aplikasi ES File Explorer ini cukup populer dalam beberapa tahun terakhir. Ini merupakan aplikasi yang berfungsi sebagai explorer app. Fiturnya beragam, tampilannya memudahkan dalam menjelajahi data yang ada di gadget.
Hanya saja, berbagai bloatware dan ad-ware muncul setiap saat. Selain itu, sering muncul notifikasi pop-up yang berisi ajakan untuk mengunduh aplikasi tertentu, hal ini tidak bisa dinonaktifkan.
2. UC Browser
Peramban asal Tiongkok ini populer di negara Tiongkok dan India. Aplikasi ini mengklaim mampu memuat situs dengan sangat cepat.
Namun, peramban ini mempunyai masalah keamanan terkait pelacakan. Dimana daftar pencarian dikirim langsung tanpa enkripsi ke Yahoo India dan Google. Daftar itu memuat ID Android, nomor IMSI, nomor IMEI, serta alamat Wi-Fi Mac.
Selain UC Browser, Dolphin Web Browser mempunyai masalah serupa. Peramban mobile ini mempunyai celah keamanan yang membuat data dikirim tanpa enkripsi.
3. DU Battery Saver & Fast Charge
Aplikasi ini terlihat mampu mempercepat pengisian daya baterai, namun aplikasi ini sebenarnya tidak memiliki kemampuan tersebut. Apalagi aplikasi ini begitu banyak menampilkan iklan yang mengganggu dan membuat kerja sistem Android lebih lambat.
Semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Play Store merupakan tempat resmi instal aplikasi yang dipilih oleh pihak pengembang OS Android. Untuk mendownload dan menginstall berbagai aplikasi Android.
Layanan Google Play Store terbentuk dari kerja sama antara pihak dari Google dengan pihak Android.
Apa itu Google Play Store?
Layanan aplikasi Google Play Store ini pada awalnya bernama Android Market yang kemudian diubah menjadi nama seperti sekarang ini.
Layanan Google Play Store dapat diakses melaui website seperti biasa, dan juga bisa langsung dari Android.
Sebuah kemudahan dapat mengakses dan menginstall aplikasi langsung dari Android, tanpa melalui pihak ketika seperti PC atau Laptop.
Aplikasi yang terdapat pada layanan ini adalah ratusan ribu aplikasi, tentunya jumlah yang sudah sangat banyak, dan diantaranya banyak aplikasi yang gratis untuk kita manfaatkan.
Bahaya install aplikasi Android di luar Google Play Store
Aplikasi merupakan bagian yang sangat penting bagi perangkat Android. Sehingga hal "wajib" adalah memasang aplikasi pada perangkat.
Tetapi tidak bisa sembarangan dalam mengambil suatu aplikasi untuk diinstall di Android, selain memperhatikan kegunaan dan fiturnya, kita juga sangat perlu untuk mengetahui asal pembuat aplikasi tersebut, karena dikhawatirkan mengandung program yang berbahaya pada sistem Android.
Sebuah lubang keamanan sistem yang bocor telah ditemukan dan dilaporkan banyak pihak, yang dikhawatirkan menimbulkan hal buruk untuk sebagian besar pengguna perangkat OS Android.
Berdasarkan penelitian dari pihak keamanan bluebox Labs, terdapat bug yang sudah ada muncul sejak Android versi 1.6.
Pihak ketiga diberi keleluasaan untuk mengembangkan aplikasi dengan sangat bebas dan tanpa batasan, sehingga keadaan ini dimanfaatkan oleh pihak jahat atau hacker untuk menyusupkan berbagai program perusak seperti malware ke dalam perangkat, untuk menyerang sistem Android.
Sehingga hal ini tentunya sangat membahayakan bagi para pengguna Android. Anda dapat mencegah Android anda dimasuki oleh program jahat dengan cara menginstall aplikasi hanya di Google Play Store saja.
Karena tempat download tersebut yang resmi ditunjuk oleh pihak pengembang OS Android untuk mendapatkan berbagai aplikasi, baik yang gratis maupun berbayar. Aplikasi yang ada disana dilakukan seleksi ketat tentang keamanannya.
Adapun jika menginstall aplikasi Android selain melalui Google Play Store, sangat terbuka lebar ada hacker yang memasukkan program jahat seperti malware, trojan, dll yang menyamar sebagai sebuah aplikasi.
Anda harus memperhatikan dengan teliti tentang aplikasi yang ingin diinstall, kalau perlu minta rekomendasi teman Anda.
[UPDATE]
Ciri-ciri Aplikasi Android yang Berbahaya:
1. Izin Pemasangan Aplikasi Mencurigakan
Ketika mengambil apps dari luar Play Store, biasanya terdapat tanda mencurigakan saat melakukan izin pemasangan. Aplikasi tersebut meminta izin untuk membaca kontak, akses lokasi atau pun membuat koneksi internet.
Kondisi seperti ini, ada kemungkinan besar aplikasi tersebut berbahaya untuk Anda pasang di Android.
Hal itu karena bentuk izin pemasangan tadi bisa saja digunakan untuk mencuri data-data penting, untuk dikirim (upload) di internet ke dalam servernya.
Selain itu, aplikasi yang meminta izin untuk mengirinkan SMS yang berbayar pun patut dicurigai.
2. Jumlah Penginstallan, Ulasan aplikasi serta Reputasi Mencurigakan
Angka banyaknya penginstall pun dijadikan ciri aplikasi tersebut bahaya atau tidak. Jika anda melihat aplikasi yang sudah didownload oleh lebih dari 1 juta orang dan mendapat rating tinggi yaitu 4-5 bintang, itu tandanya aplikasi tersebut kemungkinannya aman dan terpercaya.
Selain itu, Anda harus melihat ulasan dari aplikasi tersebut. Baca sejenak ulasan komentar dari pengguna lain terlebih dahulu.
3. Deskripsi Aplikasi Tidak Jelas & Aneh
Deskripsi yang tidak jelas (tidak menjelaskan fitur-fitur aplikasi) patut menimbulkan kecurigaan, ada kemungkinan aplikasi tersebut dibuat oleh developer abal-abal yang belum mengerti marketing atau cara memasarkan produknya, sehingga hanya asal-asalan saja.
Apabila Anda menemui kondisi seperti demikian, maka anda perlu hati-hati dengan aplikasi tersebut, karena ada kemungkinan aplikasi tersebut dibuat dengan tujuan memasukan program berbahaya tertentu.
[UPDATE]
Jenis Aplikasi Berbahaya di Playstore yang Jangan Diinstal
1. Aplikasi Baterai
Aplikasi baterai memang bertebaran di Plays Store. Namun penggunannya justru membuat smartphone lemot.
Memang ada sebagian orang yang mengatakan bahwa aplikasi baterai dapat mengatasi permasalahan baterai smartphone.
Namun faktanya tidak demikian, sehingga jenis aplikasi ini masuk kategori berbahaya.
Yang menjadi masalah, pertama adalah aplikasi baterai tidak jujur, dimana aplikasi baterai biasanya akan menghapus file batterystats.bin untuk memanipulasi indikator baterai.
Hal lainnya, aplikasi ini biasanya didesain dengan tampilan menarik yang berjalan secara real-time, sehingga membebani kinerja smartphone.
2. Aplikasi Memori
Terdapat 2 jenis aplikasi memori yang berbahaya di Play Store. Yang pertama yaitu aplikasi yang menawarkan fungsi defragmenting memori.
Yang kedua adalah aplikasi yang menawarkan fungsi peningkatan kapasitas RAM. Hendaknya Anda menghindari penggunaan kedua jenis aplikasi tersebut.
Pemasangan aplikasi defragmenting memori tidak diperlukan untuk Android, hal itu karena di dalam Android sendiri telah mempunyai fungsi pengaturan penyimpanan data agar terstruktur.
Bahkan jika Anda melalukan defragmenting memori, yang terjadi malah dapat menurunkan performa dan umur storage.
Selain itu, aplikasi peningkatan RAM juga tidak diperlukan. Hal itu karena sistem Android telah dilengkapi fungsi ini secara default.
loading...
3. Antivirus Fake
Hati-hati terhadap antivirus fake yang bertebaran. Dahulu terdapat apps populer bernama “Virus Shield” yang menawakan fungsi perlindungan.
Namun akhirnya aplikasi tersebut dihapus oleh Google setelah Android Police mengetahui bahwa aplikasi tersebut fake (tidak berfungsi memberikan perlindungan).
Mungkin saja, sampai saat ini masih banyak antivirus fake seperti itu. Jika Anda tidak waspada, bukan tidak mungkin aplikasi tersebut dapat berdampak buruk pada Android Anda.
4. Aplikasi X-Ray Scanner
Cukup banyak pengguna Android yang tertipu dengan aplikasi X-Ray Scanner di Play Store. Sebenarnya sampai sekarang belum ada gadget yang bisa melakukan fungsi canggih tersebut.
Tapi karena rasa penasaran yang tinggi, membuat para developer nakal membuat aplikasi X-Ray Scanner yang jelas-jelas palsu.
Pengguna awam seringkali tertipu karena tertarik dengan berbagai macam penawaran fungsi aplikasi yang tidak wajar.
5. Aplikasi Pendeteksi Kebohongan
Aplikasi jenis ini tergolong ke dalam aplikasi tidak berguna, yang bahkan justru dapat membahayakan Android Anda.
Tidak ada aplikasi yang mampu mendeteksi kebohongan dengan algoritma penghitungan yang rumit, apalagi jika aplikasi tersebut gratis.
Banyak orang yang penasaran untuk mengetahui baaimana aplikasi tersebut bekerja. Bahayanya bahwa ada potensi besar aplikasi tersebut ditanami program jahat untuk mencuri data pengguna.
6. Aplikasi Internet
Banyak developer nakal yang membuat aplikasi tak berguna yang katanya berfungsi untuk meningkatkan kecepatan internet.
Dimana aplikasi buatannya diklaim bisa meningkatkan kekuatan sinyal. Faktanya bahwa aplikasi tersebut tidak akan memberikan manfaat apapun, justru akan memberatkan kinerja Android.
Apabila Anda terlalu banyak menginstal aplikasi “sampah” menyebabkan Android menjadi lemot, bahkan bisa membuat smartphone cepat panas.
[UPDATE]
Contoh Aplikasi Populer Android yang Hendaknya Jangan Digunakan
1. ES File Explorer
Aplikasi ES File Explorer ini cukup populer dalam beberapa tahun terakhir. Ini merupakan aplikasi yang berfungsi sebagai explorer app. Fiturnya beragam, tampilannya memudahkan dalam menjelajahi data yang ada di gadget.
Hanya saja, berbagai bloatware dan ad-ware muncul setiap saat. Selain itu, sering muncul notifikasi pop-up yang berisi ajakan untuk mengunduh aplikasi tertentu, hal ini tidak bisa dinonaktifkan.
2. UC Browser
Peramban asal Tiongkok ini populer di negara Tiongkok dan India. Aplikasi ini mengklaim mampu memuat situs dengan sangat cepat.
Namun, peramban ini mempunyai masalah keamanan terkait pelacakan. Dimana daftar pencarian dikirim langsung tanpa enkripsi ke Yahoo India dan Google. Daftar itu memuat ID Android, nomor IMSI, nomor IMEI, serta alamat Wi-Fi Mac.
Selain UC Browser, Dolphin Web Browser mempunyai masalah serupa. Peramban mobile ini mempunyai celah keamanan yang membuat data dikirim tanpa enkripsi.
3. DU Battery Saver & Fast Charge
Aplikasi ini terlihat mampu mempercepat pengisian daya baterai, namun aplikasi ini sebenarnya tidak memiliki kemampuan tersebut. Apalagi aplikasi ini begitu banyak menampilkan iklan yang mengganggu dan membuat kerja sistem Android lebih lambat.
[UPDATE]
Aplikasi Android Kontroversial yang Diblokir Google Play Store
Umumnya aplikasi Android yang beredar selama ini bertujua untuk mempermudah aktivitas sehari-hari. Namun, ternyata bertebaran juga aplikasi-aplikasi aneh dan kontroversial.
Sebagian pihak membuat aplikasi Android dengan fungsi dan tujuan yang aneh. Langsung saja, berikut aplikasi Android yang dinilai kontroversial dan diblokir oleh Google Play Store.
1. SkinneePix
Aplikasi bernama SkinneePix sempat menuai kehebohan. Aplikasi ini diklaim bisa membuat orang di foto terlihat lebih kurus dibandingkan kenyataan. Namun, fitur aplikasi ini dikecam.
Aplikasi SkinneePix dinilai bisa membangkitkan kembali kasus anoreksia di kalangan anak muda, yang menimbulkan pandangan bahwa kurus adalah kondisi tubuh yang sempurna bagi wanita.
2. PhantomAlert
Aplikasi ini berfungsi sebagai alat notifikasi bagi orang-orang yang suka kebut-kebutan. Dimana titik-titik tertentu di jalanan terdapat alat pendeteksi kecepatan, kamera pengawas, dan alat-alat polisi lainnya.
Sehingga dengan aplikasi ini, orang yang suka kebut-kebutan dapat mengantisipasinya. Aplikasi PhantomAlert ini menjadi perbincangan hangat di antara pengguna bahkan pemerintah.
3. TubeMate
Pada dasarnya tidak ada yang aneh dengan aplikasi ini, hanya saja aplikasi ini dinilai melanggar peraturan. Aplikasi ini berfungsi untuk memfasilitasi download video dari YouTube secara langsung, bahkan tanpa perlu menontonnya terlebih dahulu.
Tool dengan fungsi seperti ini memang dari dulu dilarang oleh YouTube karena melanggar peraturan mereka.
4. Disconnect Mobile
Disconnect Mobile adalah aplikasi yang sebenarnya berguna untuk menghilangkan beragam gangguan. Fungsinya dapat mengeleminasi aplikasi yang mengandung malware, hingga iklan yang tidak lazim.
Namun karena fungsinya tersebut, Disconnect Mobile dikategorikan sebagai aplikasi penghilang iklan yang sebenarnya tidak boleh dipampang di Play Store.
5. Adblock Plus
Adblock Plus serupa dengan Disconnect Mobile, namun fiturnya lebih dikhususkan untuk menghilangkan iklan. Adblock dan aplikasi semacamnya tidak diizinkan untuk hadir di Google Play Store karena menghilangkan penghasilan dari sektor iklan.
Aplikasi lainnya yang diblokir dari PlayStore adalah WiFi Kill, Mobdro, OG Instagram, Y Music, Popcorn Time, Fildo, Adguard, Lucky Patcher, AdAway, TV Portal.
Aplikasi Android Kontroversial yang Diblokir Google Play Store
Umumnya aplikasi Android yang beredar selama ini bertujua untuk mempermudah aktivitas sehari-hari. Namun, ternyata bertebaran juga aplikasi-aplikasi aneh dan kontroversial.
Sebagian pihak membuat aplikasi Android dengan fungsi dan tujuan yang aneh. Langsung saja, berikut aplikasi Android yang dinilai kontroversial dan diblokir oleh Google Play Store.
1. SkinneePix
Aplikasi bernama SkinneePix sempat menuai kehebohan. Aplikasi ini diklaim bisa membuat orang di foto terlihat lebih kurus dibandingkan kenyataan. Namun, fitur aplikasi ini dikecam.
Aplikasi SkinneePix dinilai bisa membangkitkan kembali kasus anoreksia di kalangan anak muda, yang menimbulkan pandangan bahwa kurus adalah kondisi tubuh yang sempurna bagi wanita.
2. PhantomAlert
Aplikasi ini berfungsi sebagai alat notifikasi bagi orang-orang yang suka kebut-kebutan. Dimana titik-titik tertentu di jalanan terdapat alat pendeteksi kecepatan, kamera pengawas, dan alat-alat polisi lainnya.
Sehingga dengan aplikasi ini, orang yang suka kebut-kebutan dapat mengantisipasinya. Aplikasi PhantomAlert ini menjadi perbincangan hangat di antara pengguna bahkan pemerintah.
3. TubeMate
Pada dasarnya tidak ada yang aneh dengan aplikasi ini, hanya saja aplikasi ini dinilai melanggar peraturan. Aplikasi ini berfungsi untuk memfasilitasi download video dari YouTube secara langsung, bahkan tanpa perlu menontonnya terlebih dahulu.
Tool dengan fungsi seperti ini memang dari dulu dilarang oleh YouTube karena melanggar peraturan mereka.
4. Disconnect Mobile
Disconnect Mobile adalah aplikasi yang sebenarnya berguna untuk menghilangkan beragam gangguan. Fungsinya dapat mengeleminasi aplikasi yang mengandung malware, hingga iklan yang tidak lazim.
Namun karena fungsinya tersebut, Disconnect Mobile dikategorikan sebagai aplikasi penghilang iklan yang sebenarnya tidak boleh dipampang di Play Store.
5. Adblock Plus
Adblock Plus serupa dengan Disconnect Mobile, namun fiturnya lebih dikhususkan untuk menghilangkan iklan. Adblock dan aplikasi semacamnya tidak diizinkan untuk hadir di Google Play Store karena menghilangkan penghasilan dari sektor iklan.
Aplikasi lainnya yang diblokir dari PlayStore adalah WiFi Kill, Mobdro, OG Instagram, Y Music, Popcorn Time, Fildo, Adguard, Lucky Patcher, AdAway, TV Portal.